Skip to main content

Posts

Cerpen Beni Kliwon (Boti Boys)

  Konon kata seorang penyair yang mati minggu lalu karena meminum bensin, tengah malam adalah kemenangan bagi anak-anak muda untuk gila-gilaan di trotoar, di dalam gang gelap, di dalam hotel, di dalam kost-kostan (bukan untuk tidur, tapi untuk main karambol.) Ya, mereka merayakannya dengan dentingan botol, atau dengan suara desahan di atas ranjang. Tengah malam hanya untuk anak muda, orang-orang tua sudah menarik selimut karena tak tahan dengan dinginnya malam, kecuali om-om hidung belang, atau tante-tante girang, yang mau nyentrik tapi telat, yang masih keluyuran karena tak tahan dengan rasa gatal di kelaminnya. Pokoknya om-om hidung belang, dan tante-tante girang itu kampungan, sudah tua tapi masih memakai takaran nafsu muda. Nah, kita sebagai anak muda, mari berdoa agar mereka kena penyakit impoten, stroke, TBC, ambeien, katarak, kencing manis, muntah darah, mencret selama setahun. Aamiin. Kenapa kita harus mendoakan mereka agar terkena penyakit? Karena banyak orang tua munafik,...
Recent posts
Hallo, hallo, semuanya. Kalian masih ingat kan pas aku mengantar Momo beli buku di pasar malam dekat alun-alun kota Tegal? Nah ini kelanjutannya. Selesai membeli buku, aku mengajak Momo nongkrong-nongkrong sebentar, sambil ngopi-ngopi santai. Tepatnya di atas trotoar di depan penginapan Oyo, yang masih juga di dekat alun-alun kota Tegal. Dengan diiringi hiruk-pikuk orang-orang malam itu, kami menikmatinya dengan obrolan-obrolan yang seperti pada umumnya anak muda pacaran. “Momo, aku jadi inget deh, pas pertama kali kamu ke rumahku, aku nyesel deh.“ “Kenapa gitu?” “Iya, soalnya aku lupa nyium kamu pas itu, abisnya ngga enak di rumahku banyak foto-foto ulama heuheu.“ “Ah, kamu ini, kirain kenapa.” “Bener deh, aku nyesel.” “Bodo ah, dasar cabul.” Kemudian kami sama-sama terdiam memandangi lalu lalang orang-orang, menikmati kopi dalam gelas plastik, yang dibeli di starling, diiringi musik yang bikin telinga sakit, dan suara speker dari pedagang tahu bulat mau pun ice cream. Y...

Cerpen Momo Girang

Ha llo teman-teman, aku ini Momo Girang. Tentu kalian udah tahu aku ini siapa, ya, aku pacarnya Jimi Jagger. Kalian udah baca ceritanya Jimi kan? Kalian jangan bilang namaku itu ngaco ya. Nama Momo  Girang itu sebenarnya cuma nama ejekanku, jadi temen-temenku suka meledekku dengan sebutan Momo Girang. Nama asliku itu   bagus banget, nama asliku itu Monica Ayu Larasati, yang diplesetkan oleh Jimi jadi Monica  Ayu Lara Ati, (lara ati itu artinya sakit hati) brengsek emang Jimi. Sebelumnya Jimi juga ngga tau nama asliku, di awal pertemuanku sama dia, aku sengaja nyebut namaku itu   Momo Girang, bukan Monica. Biarin deh jelek, soalnya aku takut aja dipelet kalo aku menyebutkan nama asliku, apalagi dikasih nama panjang. Tapi berhubung sekarang aku udah pacaran sama Jimi, aku kasih tau deh namaku yang asli.   Di sini aku sedikit bingung kalo menceritakan tentang diriku sendiri, tapi aku coba-coba ya. Aku mulai deh, kedua orang tuaku dikasih dua anak, dan aku anak ...

Cerpen Jimi Jagger

Hallo ma fren, kenalin namaku ini Jimi Jagger, orang tuaku ngasih nama itu karena mamihku suka sama Jimi Hendrix, dan papihku suka sama Mick Jagger. Dari namaku saja kalian sudah tau bahwa namaku itu rock n roll banget. Umurku sekarang 20 tahun, masih muda memang, dan kata yang tua, yang muda itu berbahaya, katanya sih. Baiklah, aku mau lanjut memperkenalkan siapa aku ini, nah rembutku ini gondrong, seperti kebanyakan teman-temanku, tapi gondrongku beda, gondrongku ini gaya shaggy. Kalo kata temanku itu, “semua orang pernah muda, tapi tidak semua orang pernah gondrong.” Betul memang omongannya. Kemana-mana aku selalu memakai kaos extra small, dengan leather jaket, celana jeans belel, dan sepatu kucel ngga ada merknya. Semua musik aku dengerin, dari Reggae, Hip-hop, Folk, Punk, Psychedelic, dan tentunya Rock. Semuanya aku suka, kecuali musik DJ, bikin pusing kepalaku. Dan aku juga ngga suka lagu ambyar, bikin orang nangis melulu, tai deh pokoknya. Setiap malam sampai pagi buta, aku hany...

Cerpen "Terbunuhnya Seorang Pelacur"

Di losmen yang terbilang kumuh, seorang pelacur terkapar mati dengan penuh darah, seprai yang aslinya putih bersih menjadi merah, karena darah yang terus berkucuran dari leher dan vaginanya. Kemungkinan besar ia dibunuh dengan ditikam lehernya dan vaginanya dengan pisau, karena ada pisau tergeletak di lantai, ya barangkali jatuh dari pembunuhnya saat hendak kabur. Menurut penjaga losmen: ada lelaki yang lari kalang kabut, dengan muka sedikit ketakutan, dan bukan salah penjaganya bila tak menangkap, karena siapa yang tahu bahwa lelaki yang tadi lari itu habis membunuh. Pelacur itu memang terbilang sangat cantik, hingga tak jarang lelaki menyewanya. Tapi baru kali ini ada yang berani membunuhnya, entah apa tujuannya. Hmm pelacur yang malang. Syukurlah , polisi segera datang, untuk menindaklanjuti kasus ini, dan semoga cepat selesai. Keesokannya, pelacur itu hendak dikebumikan, tapi malangnya lagi, orang-orang hanya sedikit yang datang, karena terlalu benci dengannya yang dituduh...

KUBURAN IBU

Di kuburan ibu tak ada lagi taburan bunga-bunga, hanya ada daun-daun kering berserakan yang jatuh dari pohon. nama ibu di nisannya telah tertutup tanah-tanah kering yang melekat di nisan ibu. Maafkan anakmu ini bu, yang datang sebulan sekali, setiap jum'at kliwon. maafkan anakmu ini bu, yang jarang mengirimkan doa untukmu, sholat pun aku jarang. ibu, aku tahu kau sedang menangis melihat anakmu seperti ini. pesanmu telah disampaikan bapa kepadaku bu, tapi tak pernah aku turuti. bu, bukankah kiriman doa itu untuk menerangi kau di dalam kubur, tapi bagaimana aku ini, yang jarang mengirimkan doa untukmu, kau pasti di sana merasakan kegelapan. kau pasti iri dengan yang lainnya, yang kuburannya sering dijenguk. jangan menangis lagi bu, insyaallah aku akan sering-sering datang ke kuburanmu, aku akan sering-sering mengirimkan doa untukmu, aku akan membersihkan daun-daun kering yang berserakan di kuburanmu aku akan membersihkan tanah kering yang melekat menutupi namamu di nisanmu, aku...

DERMAGA SILAM

Kasihku, kita telah lama duduk di dermaga silam, menanti perahu yang menjadikan kita layu dan membawa kita berlayar. kita telah jenuh mendengar dusta menyanyikan romansa mawar merah. Kasihku, sebentar lagi langit memerah, dan perahu yang menjadikan kita layu akan datang membawa kita berlayar. rayakan dengan bahagia kasihku, seperti saat kita mekar. kasihku, sebentar lagi kita akan mendapatkan apa yang sebenarnya keabadian, dan tak ada lagi dusta menyanyikan romansa mawar merah. Kasihku, kita akan singgah di padang sana, di sana semua akan bermekaran kembali, dan di sana tak ada satu pun muka bermuram durja. Ading. 11 Juni 2019