Skip to main content

Cerpen Beni Kliwon (Boti Boys)

 Konon kata seorang penyair yang mati minggu lalu karena meminum bensin, tengah malam adalah kemenangan bagi anak-anak muda untuk gila-gilaan di trotoar, di dalam gang gelap, di dalam hotel, di dalam kost-kostan (bukan untuk tidur, tapi untuk main karambol.) Ya, mereka merayakannya dengan dentingan botol, atau dengan suara desahan di atas ranjang. Tengah malam hanya untuk anak muda, orang-orang tua sudah menarik selimut karena tak tahan dengan dinginnya malam, kecuali om-om hidung belang, atau tante-tante girang, yang mau nyentrik tapi telat, yang masih keluyuran karena tak tahan dengan rasa gatal di kelaminnya. Pokoknya om-om hidung belang, dan tante-tante girang itu kampungan, sudah tua tapi masih memakai takaran nafsu muda. Nah, kita sebagai anak muda, mari berdoa agar mereka kena penyakit impoten, stroke, TBC, ambeien, katarak, kencing manis, muntah darah, mencret selama setahun. Aamiin. Kenapa kita harus mendoakan mereka agar terkena penyakit? Karena banyak orang tua munafik, banyak bapa-bapa yang melarang anaknya mabuk-mabukan, tapi sendirinya mabuk-mabukan juga, pulang terhuyung-huyung, lalu memukuli istirnya. Dan banyak ibu-ibu yang melarang anaknya nonton film porno, tapi sendirinya masturbasi di kamarnya sambil nonton film porno.

 

Nah, di antara hiruk pikuk anak muda di tengah malam itu, ada salah satu lelaki yang menghayati masa mudanya dengan slogan, love, peace, sex, and freedom 100%. Nama lelaki itu adalah Beni Kliwon, badannya pendek, rambutnya gondrong sampai pantat, pokoknya mirip jenglot deh (udah pendek gondrong lagi.) Dia sering memakai jaket levis, yang di belakangnya ada tulisan “muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga,” ditulis dengan gaya tulisan psychedelic. Kedua orang tuanya ngasih nama Beni Kliwon karena lahir pada malam jum’at  kliwon. Kelahirannya Beni Kliwon bertepatan dengan kematian seorang perawan yang mati waktu berak di W.C, dan parahnya lagi waktu itu listrik mati. Kalian bisa membayangkan betapa mencekamnya kelahirannya dia itu. Beni Kliwon baru berhenti nete di ibunya itu pas kelas 3 SD, yang membuat ayahnya terus-terusan iri padanya. Pernah suatu ketika, Beni nete di ibunya, lalu dia berkata pada ibunya “Kok susunya bau rokok Dji Sam Soe sih bu?” Ibunya cuma diam, padahal ayahnya Beni sudah mendahului nete. Hingga pada akhirnya Ayahnya bertambah iri, dia ngga mau berbagi nete dengan Beni. Lalu ayahnya punya ide biar Beni ngga nete lagi, dia olesin sambel terasi pada kedua susu istrinya. Dan berhasil, sejak itu Beni ngga nete lagi, semenjak dia mencicipi susu ibunya yang tiba-tiba rasanya sambel terasi itu. Oh, iya, ketika  kelas 4 SD Beni pernah langsung nyelonong ke kamar ayah ibunya, ketika mereka lagi main karambol. Ayah dan ibunya kaget bukan main, dicampur marah dan malu-malu kucing, yang kemudian melempar muka Beni dengan bantal, tapi Beni membalasnya dengan cekikikan. Beni juga pernah, mendobrak pintu W.C, ketika tantenya lagi berak, membuat tai yang mau keluar, ngga jadi keluar. Tantenya marah, lalu menyiram Beni dengan air  Lagi-lagi Beni membalasnya dengan cekikan sambil pergi dari tempat itu. Ya, Beni sudah jail sejak kecil, watak seperti itu dibawanya sampai sekarang ini.

 

Teman-temannya lebih suka memanggil Beni dengan sebutan Boti Boys, karena Beni setiap hari memakai boti (obat penenang). Pokoknya Beni itu ngeboti everyday, tiada hari tanpa ngeboti. Dia membelinya secara ilegal, dan tentunya tanpa resep dokter. Pada awalnya Beni ngga bisa menelan obat, setiap mau makai itu obat, Beni selalu menyelipkannya pada buah pisang, agar masuknya lebih gampang. Dia terus berusaha latihan selama 3 tahun cuma agar bisa menelan obat tanpa diselipkan di buah pisang. Tapi, akhirnya sekarang dia sudah bisa menelan obat cuma dengan disurung air putih saja.

 

Beni sudah jadi junkie parah, dia tidak memperdulikan tempat lagi. Bahkan pas sekolah dia juga make itu boti, yang membuatnya jadi lemas dan tidur-tiduran aja di kelasnya. Melihat itu, gurunya yang goblok mengiranya Beni lagi sakit, lalu gurunya menghampiri Beni di tempat duduknya.

“Kamu kenapa Ben?” tanya gurunya.

“Ngga enak badan bu,” jawab Beni.

“Kamu sakit?”

“Iya kayaknya nih bu.”

“Terus mau gimana?”

“Kalo izin pulang boleh bu?”

“Ya sudah ibu kasih ijin. Tapi, pulangnya diantar siapa?”

“Ini Fikri mau nganter kok bu.”

“Iya Fik?” tanya guru itu pada teman sekelasnya Beni.

“Iya bu.” Jawab Fikri. Sebelumnya Beni sama Fikri sudah ngobrol permasalahan mau bolos sekolah. Nah, lihat, Beni juga barusan berbohong pada gurunya itu, bilangnya sakit, padahal itu efek dari memakai boti. Kemudian Fikri mengantar Beni pulang, tapi tidak pulang ke rumahnya, Beni malah mengajak Fikri untuk bolos ke sebuah warung kopi dekat rumahnya Beni. Sebetulnya Fikri juga ada keniatan untuk balik lagi ke sekolahan, tapi dia dipaksa Beni agar dia tetep menemani Beni di warung kopi itu.

“Udah deh Fik, di sini aja temenin gue,” Beni terus-terusan merayu Fikri.

“Duh.”

“Kalem, gue traktir deh.”

“Yaudah deh Ben.”

Beni segera memesan kopi hitam 2 gelas, dan rokok Filter sebungkus, dia juga memesan beberapa snack. Dan seperti biasanya, kopi hitamnya milik Beni dioplos dengan beberapa butir boti. Mereka nongkrong di warung kopi sampai sore hari, sebelum pada akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

 

Seperti pada umumnya anak muda, Beni Kliwon juga punya pacar, nama pacarnya itu Yolla Febiola. Beni cinta banget sama Yolla, Yolla juga cinta banget sama Beni. Yolla Febiola memang cantik, montok, dan suka banget manja-manjaan ke Beni. Pokoknya selera pasar deh si Yolla Febiola itu. Kalo dilihat-lihat sih mereka berdua itu kaya Sid Vicious & Nancy Spungen versi lokal, soalnya begini, mereka berdua itu menghayati cintanya bukan dengan cinta-cintaan model kuno, kalian tau sendiri deh. Beni kenal sama Yolla itu ketika Beni lagi mabuk di pinggir jalan, tiba-tiba lewatlah perempuan montok yang berjalan dengan pantat montoknya yang digoyang-goyangkan. Melihat itu Beni tertarik, lantas berdiri dari tempat duduknya, lalu mendekati perempuan itu, dan dipepetlah perempuan untuk diajak kenalan, dan Yolla sendiri mengiyakan. Semenjak itu Beni jadi sering chatingan, telfonan, ketemuan sama Yolla, sampai akhirnya mereka pacaran. Dan pertemuan demi pertemuan, perpisahan demi perpisahan, hanya untuk ciuman sama pelukan, menirukan adegan-adegan di sinetron. Suatu malam di rumah Beni yang lagi sepi, mereka berbincang bincang mengenai hubungan cinta mereka itu,

“pokoknya kita harus terus bersama sehidup semati,” ucap Yolla sambil mengusap-usap rambut gondrongnya Beni.

“Beres deh beb,” jawab Beni.

“Kamu cinta aku ngga Ben?”

“Cinta dong La.”

“Beneran nih?”

“Bener deh, berani kena impoten.”

“Hihihi.”

“Kamu juga cinta aku kan La?”

“Cinta dong, pokoknya bakal kukasih

semuanya buat kamu.”

Kemudian mereka sender menyender, lalu seperti biasa, yaitu berciuman dan berpelukan. Seminggu kemudian mereka ketemuan lagi, tapi kali ini di rumahnya Yolla, yang juga lagi sepi. Dan seperti biasanya, mereka berciuman dan berpelukan untuk mengawali pertemuan kala itu. Mereka kemudian ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul, dan rayuan demi rayuan dilontarkan dari mulut Beni yang bau rokok kretek itu.

“Yolla sayang,” ucap Beni.

“Iya Beni sayang,” jawab Yolla.

“Kamu cantik deh hihi.”

“Ah masa sih beb?”

“Iya, pacarnya siapa sih?”

“Pacarnya Beni Kliwon dong.”

Sekejap Beni terdiam bengong sambil terus menghisap rokok kreteknya. Tapi sekejapnya lagi ia memandang wajah Yolla tanpa berkedip.

“Kenapa Ben?” tanya Yolla dengan nada kebingungan.

“Aaa... ku bosen deh kalo kita cuma ciuman sama pelukan doang tiap ketemu,” jawab Jimi.

“Terus kamu maunya gimana Ben?”

“Aku mau yang lebih dari itu.”

“Maksudnya?”

“Itu lho, kaya yang difilm-film porno.”

“Aku ngga tau Ben.”

“Ah culun ah kamu.”

“Hmmm.”

“Ya sudah, ini di hpku ada filmnya, yuk kita nonton bareng.” Beni mengeluarkan hpnya lalu membuka situs yang berisi film-film porno. Yolla penasaran dengan apa itu film porno, memang sebelumnya dia belum pernah sama sekali menonton film porno. Sebenernya sih di balik tubuhnya yang montok, dia itu perempuan yang polos, kenal ciuman sama pelukan aja setelah pacaran sama Beni. Mereka pun bareng-bareng menonton filmnya, tapi Yolla menontonnya dengan sedikit kegelian, mungkin baru pertama melihat dua manusia yang saling telanjang.

“Jorok ih,” ucap Yolla dengan muka yang aneh seperti lagi nonton film horror.

“Ngga papa sayang, terusin ya nontonnya,” rayu Beni.

Setelah film selesai, Beni cengar-cengir sendiri memandang tubuhnya Yolla, Yollanya sendiri risih dipandang Beni dengan pandangan yang aneh itu.

“Nah itu yang aku maksud beb, aku mau gituan sama kamu,” ucap Beni.

“Ah ngga mau ah, malu tau,”  ucap Yolla.

“Malu kenapa? Ayo lah, mumpung lagi sepi kan?” Beni terus merayunya, sampai akhirnya Yolla mengiyakan ajakan Beni dengan terpaksa. Mereka pun main begituan di kamarnya Yolla, persetan dengan alat kontrasepsi, sebab mereka sendiri ngga tau apa itu alat kontrasepsi, asal nikmat langsung sikat. Setelah main cinta bagai pengantin baru, mereka terkulai di atas ranjang dengan keringat yang berkucuran.

“Makasih ya La,” ucap Beni dengan nada yang lemas.

“Iya,” jawab Yolla sekenanya.

“Gimana enak kan?”

“Iya sih enak.”

 

Semenjak kejadian itu, sekarang pertemuan mereka bukan hanya dengan ciuman dan pelukan saja, tapi harus dengan main cinta di atas ranjang, tanpa alat kontrasepsi, nampaknya mereka masih bego saja, belum tau apa itu alat kontrasepsi. Yolla yang awalnya tidak mau main cinta, sekarang jadi ketagihan, yang membuat Beni jadi kegirangan setengah mati. Cinta mereka telah mati, berganti nafsu, Beni nafsu sama Yolla, dan Yolla juga nafsu sama Beni. Sampai suatu ketika mala petaka menimpa diri mereka, Yolla diketahui hamil setelah ia muntah-muntah berkali-kali yang membuat keluargnya membawanya ke dokter. Keluarga Yolla kaget bukan main, mendengar ucapan dokter mengenai kehamilan Yolla. Muka ayah ibunya seperti diolesi tai. Keluarga Yolla mendatangi keluarga Beni untuk membicarakan permasalahan ini, dan meminta pertanggungjawaban dari Beni. Mendengar itu Beni pusing tujuh keliling, dia dituntut untuk menjadi lelaki sejati, tapi dia gagal. Besoknya Beni kabur dari rumah selama beberapa hari. Beni masih saja pusing, dia membuang masalahnya dengan membeli Vodka Ice Land satu botol yang diteguknya dengan dicampur 20 butir boti yang sering dikonsumsi Beni. Setelah itu Beni berjalan geloroyan. Tiba-tiba dia terbelosok ke selokan di pinggir jalan kepalanya tertancap besi-besi yang teronggok di selokan, yang pada akhirnya dia mati konyol di selokan itu. Dan Yolla di rumahnya, mati gantung diri.

 

TAMAT

 

-M.F. Ading

28 Juni 2022

Tegal.

Comments

Popular posts from this blog

KUBURAN IBU

Di kuburan ibu tak ada lagi taburan bunga-bunga, hanya ada daun-daun kering berserakan yang jatuh dari pohon. nama ibu di nisannya telah tertutup tanah-tanah kering yang melekat di nisan ibu. Maafkan anakmu ini bu, yang datang sebulan sekali, setiap jum'at kliwon. maafkan anakmu ini bu, yang jarang mengirimkan doa untukmu, sholat pun aku jarang. ibu, aku tahu kau sedang menangis melihat anakmu seperti ini. pesanmu telah disampaikan bapa kepadaku bu, tapi tak pernah aku turuti. bu, bukankah kiriman doa itu untuk menerangi kau di dalam kubur, tapi bagaimana aku ini, yang jarang mengirimkan doa untukmu, kau pasti di sana merasakan kegelapan. kau pasti iri dengan yang lainnya, yang kuburannya sering dijenguk. jangan menangis lagi bu, insyaallah aku akan sering-sering datang ke kuburanmu, aku akan sering-sering mengirimkan doa untukmu, aku akan membersihkan daun-daun kering yang berserakan di kuburanmu aku akan membersihkan tanah kering yang melekat menutupi namamu di nisanmu, aku...

DERMAGA SILAM

Kasihku, kita telah lama duduk di dermaga silam, menanti perahu yang menjadikan kita layu dan membawa kita berlayar. kita telah jenuh mendengar dusta menyanyikan romansa mawar merah. Kasihku, sebentar lagi langit memerah, dan perahu yang menjadikan kita layu akan datang membawa kita berlayar. rayakan dengan bahagia kasihku, seperti saat kita mekar. kasihku, sebentar lagi kita akan mendapatkan apa yang sebenarnya keabadian, dan tak ada lagi dusta menyanyikan romansa mawar merah. Kasihku, kita akan singgah di padang sana, di sana semua akan bermekaran kembali, dan di sana tak ada satu pun muka bermuram durja. Ading. 11 Juni 2019

Cerpen Momo Girang

Ha llo teman-teman, aku ini Momo Girang. Tentu kalian udah tahu aku ini siapa, ya, aku pacarnya Jimi Jagger. Kalian udah baca ceritanya Jimi kan? Kalian jangan bilang namaku itu ngaco ya. Nama Momo  Girang itu sebenarnya cuma nama ejekanku, jadi temen-temenku suka meledekku dengan sebutan Momo Girang. Nama asliku itu   bagus banget, nama asliku itu Monica Ayu Larasati, yang diplesetkan oleh Jimi jadi Monica  Ayu Lara Ati, (lara ati itu artinya sakit hati) brengsek emang Jimi. Sebelumnya Jimi juga ngga tau nama asliku, di awal pertemuanku sama dia, aku sengaja nyebut namaku itu   Momo Girang, bukan Monica. Biarin deh jelek, soalnya aku takut aja dipelet kalo aku menyebutkan nama asliku, apalagi dikasih nama panjang. Tapi berhubung sekarang aku udah pacaran sama Jimi, aku kasih tau deh namaku yang asli.   Di sini aku sedikit bingung kalo menceritakan tentang diriku sendiri, tapi aku coba-coba ya. Aku mulai deh, kedua orang tuaku dikasih dua anak, dan aku anak ...